Sabtu, 18 Februari 2012

Tragedi 11 September 2001, di Mata Seorang Amerika


Tragedi 11 September 2001, di Mata Seorang Amerika



Jakarta, tahun 2008
Saya dan beberapa teman mengikuti kursus   bahasa inggris untuk kelas intensif  di satu lembaga pendidikan di jakarta. Lembaga tersebut menghadirkan  seoarang native speaker berasal dari lembaga bahasa yang cukup punya nama di jakarta. Sang native speaker tersebut seorang  pria muda berasal dari amerika (maaf namanya lupa). Tentu kami senang mendapat guru bahasa inggris dari amerika karena berharap bisa praktis dengan lebih baik lagi.
Hari pertama pak guru bahasa inggris itu datang, memperkenalkan diri, mengajar seperti layaknya seorang guru bahasa inggris ( dengan buku pedoman dari lembaga tempatnya mengajar yang sesuai dengan level peserta ).  Pada beberapa kali pertemuan  kegiatan belajar mengajar,  para peserta merasa  si mister seperti “kurang menguasai”   materi yang diajarkan. Tentu saja si mister  fasih berbahasa inggris tapi  metode atau cara  penyampaian  kepada  para peserta  dianggap kurang  pas, pertanyaan yang diajukan peserta  kurang dijawab  secara memuaskan, secara umum  itu yang dirasakan   para peserta diklat. Tidak tahu persis apakah karena kurang berpengalaman atau memang latar belakang pendidikan si mister bukan dari sejenis perguruan tinggi untuk mengajar bahasa inggris (bukan karena  semata memahami bahasa inggris).
Pada  hari-hari  selanjutnya  si mister  mengajar  agak  mengejutkan buat saya,    si mister   menyinggung soal tragedi 11 september 2011. Si mister  mengatakan  bahwa tragedi 11 september 2011 adalah sesuatu yang direkayasa. Yang masih saya ingat kalimat si mister diantaranya adalah seperti ini : peristiwa sebelas september digaungkan ke seluruh dunia,  gambar  WTC meledak terlihat di televisi  sangat sempurna,  ditayangkan berulang-ulang,  seperti sebuah  pendulum yang selalu ditampakkan di semua televisi dunia kepada  semua orang sehingga orang yakin dan terbentuk opini  bahwa  itu adalah perbuatan teroris, padahal pelaku pemboman sebenarnya tidak diangkat kepermukaan secara  meluas,  kok bisa si  teroris yang berwajah seperti orang arab  tersebut  tidak  tewas padahal pesawatnya disebut menabrak  gedung WTC ,   pesawat  si teroris yang menabrak gedung yang terbuat dari besi baja dapat  hancur  namun tubuh si teroris  yang  hanya  terbuat daging dan tulang tidak tewas dan KTPnya  ditemukan oleh polisi, mengapa pesawat lewat di pentagon tidak ketahuan.. bla… bla…bla .. Si mister dengan begitu semangat panjang lebar  membeberkan  “rasa tidak percaya dan rasa herannya”  terhadap  tragedi 11 september 2001 kepada para peserta kursus.
Para peserta kursus bengong. Bengong  nyaris tidak  percaya,  bahwa ada  seorang warga amerika yang menjadi guru bahasa inggris di jakarta  seperti  tidak  percaya bahwa tragedi 11 september 2001 yang dikatakan  oleh pemerintahnya  adalah  perbuatan teroris yang dikaitkan dengan osama bin laden dan alqaeda.  Saya mencari-cari sebab mengapa si mister mengajar bahasa inggris namun menyerempet   dengan urusan  tragedi  11 september 2011, yang pada kenyataannya memang sampai saat ini masih menjadi  kontroversi.  Waktu itu saya sempat bertanya kepadanya : bagaimana anda tahu bahwa itu adalah rekayasa ? Pak guru itu menjawab :” di amerika sendiri  tidak semua  masyarakat  percaya bahwa tragedi 11 september 2001 seperti versi yang dikatakan pemerintah, ada bukti-buti yang logis dikedepankan oleh masyarakat yang tidak terlalu yakin dengan apa yang dikatakan pemerintah amerika”
Sempat terbersit dipikiran saya dan temans  (waktu itu) mungkin karena si mister tersebut mencari perhatian kepada peserta kursus  untuk menutupi  kelemahannya saat mengajar bahasa inggris yang dimata para peserta agak “kurang mumpuni”,  atau  si mister  sudah “merasa” bahwa  ada peserta  tidak  terlalu suka  dengan  cara mengajarnya, sehingga mengangkat  cerita kejadian tersebut semata untuk mendapat simpati agar dapat terus mengajar dalam kursus dimaksud.
Seingat saya ada  dua atau tiga kali  guru bahasa inggris tersebut mengulang-ulang keheranannya terhadap  tragedi 11 september yang dianggapnya ganjil. Akhirnya ada peserta  yang kurang simpatik  dan tidak suka urusan politik  dibicarakan dalam kursus tersebut mengusulkan agar  si mister diganti  karena terkesan   kurang fokus  dengan materi yang diberikan.  Dengan beberapa pertimbangan,  memasuki bulan ke dua kursus akhirnya seluruh peserta  bersepakat untuk minta pengganti guru bahasa inggris yang lain. Panitia menyetujui  usulan  peserta kursus dan  si mister pun  diganti dengan  native speaker yang lain yang  memang dirasa  kemudian oleh peserta  lebih baik dalam penyampaian materi. Sejak itu pula saya tidak pernah lagi bertemu guru bahasa inggris tersebut, namun apa yang dikatakannya dalam kelas di kursus  tiga tahun yang lalu masih membekas dan menginspirasi menjadi tulisan ini. 

11 September 2011
Hari ini,  telah sepuluh tahun tragedi  11 september  2001  berlalu,  keluarga yang ditinggalkan para korban yang disebut berjumlah 3.000 orang  masih  berkabung. Terlepas dari apa yang disampaikan guru bahasa inggris  saya  yang  berkebangsaan amerika  tiga tahun yang  lalu, kontroversi terhadap tragedi 11 september 2011 nyata masih berkembang.   Seperti juga kejadian  mei  1998  di jakarta  yang menorehkan  sejarah gelap indonesia, masih menjadi kontroversi tentang pelaku sebenarnya.
Titip  bunga duka  untuk semua korban tragedi september 2001  di amerika dan korban tragedi mei 1998 di jakarta, dan korban-korban lainnya diseluruh belahan dunia.   Berdoa bahwa suatu saat kebenaran akan terungkap.. amin..

(foto dari google)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar